Imam Shadiq As: seandainya Zaman itu aku alami maka seluruh hari dalam hidupku akan berkhidmat kepadanya (Imam Mahdi As
Makrifah Kepada Ahlul Bait As

Makrifah Kepada Ahlul Bait As

Salah satu bahasan yang paling penting dalam bahasan akidah dan makrifah atau pengetahuan adalah pengetahuan terhadap maqam keimamahan. Wajib bagi semua untuk mempelajari tentang keimamahan sesuai dengan tingkat kemampuan pengetahuan mereka. Ini adalah sebuah tanggung jawab umum  yang menyeluruh dan kesemestian penerimaan yang tetap. Imam Shadiq As bersabda :” Apakah engkau mengetahui apa yang telah di perintahkan kepada manusia? Kepada mereka telah di perintahkan untuk mengenal kami dan merujuk akidah kepada kami serta berserah diri kepada kami”. [1]

Dengan demikian salah satu persoalan pokok dalam bahasan makrifah dimana kita harus memberikan perhatian penuh kepadanya adalah makrifah tentang Imam dan ketundukan terhadap apa yang mereka perintahkan. Perhatikanlah perkataan para Makzumin As sehingga kalian dapat menemui kebesaran dari apa yang mereka sampaikan. Untuk menambah pengetahuan dan makrifah kepada maqam-maqam keimamahan terdapat riwayat yang sangat penting dan menarik yang disampaikan oleh Abu Bashir dari Imam Baqir As, beliau bersabda: “ Abu bashir berkata bahwa; saya masuk kedalam mesjid bersama dengan Abu Bashir sementara manusia keluar masuk di dalam mesjid, imam berkata kepadaku bertanyalah kepada masyarakat apakah mereka melihatku?! Saya bertanya kepada setiap orang apakah engau melihat Imam Baqir As? Mereka berkata; tidak saya tidak melihat beliau. Hingga saya bertemu dengan seorang buta yang  bernama Abu Harun. Imam berkata kepadaku tanyalah kepada pria ini, saya berkata kepada Abu Harun apakah engkau melihat Imam Baqir? Dia menjawab; memangnya dia tidak berdiri disini?! Abu bashir berkata :” Engkau tahu dari mana hakikat ini?

Abu harun berkata: “ Bagaimana aku tidak memiliki ilmu dan pengetahuan kepadanya sementara beliau adalah cahaya yang terang bederang. Pada saat itu Abu Bashir berkata:” Saya mendengar Imam Baqir As berkata kepada seorang pria dari Afrika? Bagaimana keadaan Rasyid? Saya tiba dari Afrika keadaanya baik dan sehat dan ia menyampaikan salam kepadamu.

Imam Baqir As berkata: semoga Allah merahmatinya, pria afrika berkata apakah dia meninggal? Imam menjawab; Dia telah meninggal. Pria afrika itu berkata; kapan dia meninggal? Imam menjawab : dua hari setelah engkau meninggalkan Afrika. Pria Afrika berkata: demi Allah Rasyid sama sekali tidak sakit dan tidak memiliki penyakit. Imam berkata kepadanya: apakah orang yang meninggal di karenakan oleh sakit atau penyakit yang ia miliki? Abu Bashir berkata; saya bertanya kepada imam siapakah pria Afrika ini? Imam menjawab pria ini adalah bagian dari wali kami dan pecinta kami. Kemudian Imam berkata kepadaku: apakah engkau menyakini bahwa diantara kami dan kalian sama sekali tidak ada penghalang penglihatan pandangan dan pendengaran. Betapa jeleknya apa yang engkau yakini. Demi Allah bahwa tidak ada yang tersembunyi bagi kami dari amal perbuatan yang kalian lakukan. Untuk itu ketahuilah bahwa kami senantiasa hadir bersama kalian dan biasakanlah diri kalian untuk melakukan amal perbuatan kebajikan hingga engkau mengetahui hakikat yang sesungguhnya. Kemudian imam melanjutkan dan berkata kepadaku:” apa yang saya katakan perintahkanlah kepada anak-anak kalian dan syiah-syiah kami”[2].

Riwayat ini adalah salah satu dari riwayat yang paling menarik yang terpancar dari cahaya pengetahuan dan makrifah. Orang yang melihat dirinya senantiasa dalam kehadiran ilahi dan Imam-imam makzum As serta membiasakan dirinya dengan amal perbuatan yang baik bagaimana mungkin dia mencoba untuk  melakukan amal perbuatan yang tidak layak?

Point yang dapat kita ambil dan dapat di peroleh pada riwayat yang ada di atas adalah bahwa Imam bersabda:” ketahuilah bahwa kami senantiasa hadir bersama kalian dan biasakanlah dirimu untuk senantiasa melakukan amal perbuatan kebajikan karena ini adalah kesemestian kehadiran  Allah dan Imam makzum As diantara kalian.

Apa yang diyakini penting sebagai kehadiran oleh Imam Baqir As adalah dengan membiasakan diri untuk melakukan amal perbuatan kebajikan. Hal ini akan menyampaikan manusia sampai pada maqam pengetahuan dan mengetahui serta memahami hal-hal yang ghaib meskipun sebagian dari kelima indera yang dimiliki tidak berfungsi seperti yang di miliki oleh Abu Harun. Dengan demikian, membiasakan diri dengan amal perbuatan kebajikan mempersiapkan diri manusia untuk sampai pada maqam kehadiran dan pandangan batinnya seperti Abu Harun hadir dalam makrifah imam Baqir As. Ini adalah sebuah maqam  dimana orang buta sekalipun dapat melihat sebagaimana Abu Harun.

 


[1] Biharul anwar, jilid 2 hal,204.

[2] Biharul anwar, jilid 46, hal 243, Al-Kharaij, jilid 2 hal 595 hadis no 7.

 

    Mengunjungi : 2538
    Pengunjung hari ini : 47143
    Total Pengunjung : 72005
    Total Pengunjung : 129242703
    Total Pengunjung : 89758868