Imam Shadiq As: seandainya Zaman itu aku alami maka seluruh hari dalam hidupku akan berkhidmat kepadanya (Imam Mahdi As
Sifat-sifat Wali-wali Allah

Sifat-sifat Wali-wali Allah

Di karenakan oleh pancaran cahaya pengetahuan di dalam hati para wali-wali Allah maka pikiran mereka senantiasa tertarik pada kesempurnaan mutlak itu sendiri dan perhatian mereka senatiasa tertuju kepada-Nya. Dari sisi ini meskipun mereka hidup di tengah-tengah masyarakat akan tetapi mereka senatiasa dalam kehadiran ilahi. Imam Shadiq As bersabda :” Seorang Arif secara lahiriah bersama masyarakat akan tetapi hatinya sentiasa tertuju kepada Allah[1].

Lihatlah para arif dan wali-wali Allah yang di perkenalkan oleh Ahlul bait Nabi As akan sangat berbeda dengan irfan yang di sampaikan oleh orang-orang yang mencari perhatian masyarakat. Menurut mazhab Ahlul Bait As orang-orang yang memiliki makrifah tidak hanya hati mereka tertuju kepada Allah Swt bahkan Allah Swt menjadikan ruh mereka senantiasa dalam kenikmatan pengetahuan kepada Allah. Didalam sebuah munajah imam Shadiq As bersabda : ” Diri-diri mereka ( para pejalan menuju Allah ) di mesrakan dengan makrifah kepadamu[2].

Di karenakan kecintaan pada pengetahuan menyembabkan pengetahuan mereka bertambah sedikit demi sedikit dan penambahan ini terus berlanjut hingga pengetahuan itu menjadikan mereka sampai pada maqam tertinggi pengetahuan, para wali yang demikian di kenal dengan nama “Alawi ”, Imam Shadiq As bersabda :” Orang-orang mukmin adalah Alawi karena mereka tiba pada maqam pengetahuan yang tinggi “.[3] Pada tingkat ini pancaran cahaya makrifah memenuhi wujud seorang Arif dan dari pancaran cahaya tersebut memberikan ketenangan dan syafaat dalam ruh dan jiwa mereka. Mereka tiba di lautan pengetahuan dan menemukan harta karun tak ternilai, mereka terapung dalam lautan pengetahuan itu sendiri. Dengan demikian pengetahuan mereka senatiasa bertambah dan bertambah hingga menjadi harta karun rahasia ilahi, mereka menjagah amanah pemberian Allah tersebut di dalam hati mereka .

Imam Shadiq As bersabda :seoarang Arif  adalah orang yang di amanahkan pinjaman dan harta karun rahasia ilahi[4].

Dengan demikian mereka yang yang sampai pada maqam-maqam tinggi dari irfan hakiki  dan dalam suluk irfaniah bagaimana mungkin dapat menjual rahasia-rahasia ilahi tersebut dan setiap harta karun pengetahuan yang ada pada mereka di berikan kepada orang-orang yang tidak mau bersusah payah ?.

 


[1] Biharul Anwar, jilid 3, hal 14.

[2] Biharul Anwar, jilid 94, hal 156.

[3] Biharul Anwar, jilid 67, hal 171, Ilalul syaraye’ ,jilid 2, hal 152.

[4] Biharul Anwar, jilid 3, hal 14.

 

 

    Mengunjungi : 4280
    Pengunjung hari ini : 40962
    Total Pengunjung : 98667
    Total Pengunjung : 133903511
    Total Pengunjung : 92612958