Imam Shadiq As: seandainya Zaman itu aku alami maka seluruh hari dalam hidupku akan berkhidmat kepadanya (Imam Mahdi As
4- Mengikuti ahlul bait As

4- Mengikuti ahlul bait As

Ahlul bait memilliki harapan kepada para pecinta mereka untuk membentuk diri dengan kelakuan ilahiah. Menurut Ahlul bait As orang-orang yang mencintai mereka dan kecintaan mereka berasal dari wujud yang paling dalam dari diri mereka maka wajib bagi mereka menjadikan Ahlul bait As sebagai panutan dalam kehidupan perbuatan mereka sehingga ketakwaan mereka bertambah di sisi Allah Swt. Imam Ali As bersabda :” Orang yang mencintai kami haruslah berbuat dan bertindak seperti kami dengan memakai pakaian ketakwaan[1]. Ketika cinta kepada Ahlul bait As termanifestasi dalam lahiriah mereka dimana hal ini bersumber dari wujud sanubari mereka yang paling dalam maka ini akan menjadi sumber ketakwaan dan segenap amal perbuatan saleh yang di  lakukan oleh manusia.

Cinta yang sempurna kepada Ahlul bait nabi As senantiasa berbarengan dengan amal perbuatan saleh. Orang-orang yang memiliki kecintaan yang lebih tinggi umumnya bersedia melakukan amal perbuatan saleh dengan susah payah. Terkait  dengan hal ini Imam Ridha As bersabda :" Janganlah engkau meninggalkan amal perbuatan saleh dan usaha untuk melakukan segenap ibadah di karenakan sandaran akan cinta kepada Ahlul Bait As dan janganlah engkau melepaskan keyakinan kepada ibadah di karenakan penyerahanmu kepada mereka karena ketiadaan satu dengan yang lainnya tidak akan di terima[2].

Bagaimana mungkin manusia memiliki kecintaan yang luar biasa kepada Ahlul bait As akan tetapi mereka melakukan kerja yang tidak di ridhai oleh Ahlu bait As dan mereka tidak melepaskan dan tidak memperhatikan perbuatan tersebut.

Cinta yang sesungguhnya dan pecinta yang sebenarnya adalah orang yang mengikuti kekasih  dan senatiasa menaatinya. Imam Shadiq As dalam bahasa puisi menyatakan:” Kalau cintamu sejujurnya, engkau akan menaatinya, karena cinta adalah ketaatan pada sang kekasih[3].

Cinta yang seperti ini senantiasa akan berbarengan dengan ketaatan dan kepengikutan kepada Ahlul bait As, adalah penyebab kesenangan bagi Ahlul Bait As, terkait dengan hal ini Imam Ali As bersabda : “Kami mendatangi pagi dengan kesenangan di karenakan cinta para pecinta kami.”[4]

Orang-orang yang mencari maqam tinggi dari maqam-maqam ruhaniyah dan memiliki  cita-cita yang besar maka dia harus mengetahui bahwa bahwa barang siapa yang mencari harta karun maka dia harus bersusah payah. Orang yang bercita untuk sampai pada maqam yang besar dia harus bangkit dan apa yang di butuhkan untuk sampai pada apa yang dia inginkan harus ia laksanakan. Amirul mukminin Ali ibnu Abi thalib As berkata :” Orang-orang yang menginginkan maqam-maqam yang tinggi hendaknya ia menjauhi perbuatan-perbuatan haram[5].

Dalam sebuah berita yang disampaikan dari Nabi Dawud As :” Tidak bagi Wali-waliku kepedihan dan kesusahan akan dunia karena  kesusahan dunia menghilangkan manisnya munajah di hati mereka, apa yang aku senangi dari wali-waliku adalah bahwa mereka menjadi ruhani dan mereka tidak bersedih.”[6]

Dengan demikian para pecinta Ahlul bait tidak layak menyibukkan diri mereka dengan berbagai macam kesenangan dunia, karena mencintai dunia adalah wasilah yang paling besar dalam menjauhkan manusia dari Tuhan. Dunia mengambil kedekatan manusia kepada Allah dan mengurangi kecintaan kepada Tuhan dan Ahlul bait As. Akan tetapi ketertarikan pada dunia ruhaniah di dalam mencari hakikat alam makna akan menjadikan manusia di cintai oleh Allah Swt dan para Imam Penghidayah manusia.

 


[1] Syarah Ghurarul Hikam, jilid 5 hal 303.

[2] Safinatul Bihar, jilid 1, hal 204, Maddah Hababa.

[3] Biharul Anwar, jilid 47, hal 24.

[4] Biharul Anwar, jilid 27, hal 83.

[5] Biharul Anwar, jilid 77, hal 321, Irsyadul Mufid, hal 140.

[6] Biharul Anwar, jilid 82, hal 146.

 

    Mengunjungi : 2947
    Pengunjung hari ini : 12573
    Total Pengunjung : 45443
    Total Pengunjung : 128494127
    Total Pengunjung : 89337013