Imam Shadiq As: seandainya Zaman itu aku alami maka seluruh hari dalam hidupku akan berkhidmat kepadanya (Imam Mahdi As
Mencintai Ahlul bait dengan para pecintanya

Mencintai Ahlul bait dengan para pecintanya

Orang-orang yang Memberikan tempat kecintaan kepada Ahlul bait nabi As di dalam hati dengan mencintai mereka maka kita juga akan menempatkan hati kita dalam kecintaan kepada Ahlul Bait As, karena kecintaan kepada mereka adalah juga adalah kecintaan kepada Ahlu bait sendiri. Khubais Ibnu mu’tamar  mengatakan; saya bertemu dengan Imam Ali As dan saya berkta kepada beliau  : “ Salam kepadamu wahai Amirul mukminin dan keberkahan Allah untukmu dan bagaimana engkau melalui malammu ?, beliau menjawab :” saya melalui malamku dengan cinta kepada orang-orang yang mencintai kami dan memusuhi orang yang memusuhi kami [1].

Ketika cinta manusia tertambat di hati Ahlul bait As maka ia juga akan menjadi kekasih Allah dan ketika cintanya kepada Allah tiba pada kecintaan yang sangat dasyat dimana kecintaan kepada makhluk tidak lagi tersisa maka padangan batinya akan terbuka dan dia akan mengenal wali-wali Allah. Imam Ali mengatakan bahwa pada malam Mikraj rasulullah Saw bersabda : “ Orang yang berbuat dengan keridhaanku maka untuknya tiga hal : a. Dia akan kukenalkan dengan kesyukuran yang di dalamnya tiada lagi kejahilan, b. Ingatan yang didalamnya tiada lagi kelupaan, c. Dia akan memiliki kecintaan yang di dalamnya tiada lagi kecintaan kepada makhluk. Ketika dia mencintaiku aku juga akan mencintainya dan aku membuka pandanganya akan keindahanku ( jamal ) dan aku tidak akan menyembunyikannya dari ke khas-an makhluk.”[2]

Dengan demikian salah satu dari tanda kecintaan kepada Allah Swt adalah bahwa manusia mengenal wali-wali khusus dari Allah. Sebagian dari manusia yang mencari pertemuan dengan Imam Mahdi As baik dalam alam mimpi maupun alam nyata  di karenakan cinta yang mereka miliki kepada Imam Mahdi As, karena cinta menjadikan kerinduan untuk bertemu dengan sang kekasih.

Nabi Ibrahim As dikatakan memiliki kemakruhan terhadap kematian, Allah berkata kepada Israil  katakan kepada Ibrahim : “ Hal raita habiban yukrihu liqaa habibihi? Innal habiba yuhibbu liqaa habibihi “  apakah penglihatan cinta dari pertemuan sang kekasih adalah makruh ? sesungguhnya pecinta rindu untuk bertemu dengan sang kekasih.”[3]

Sebagian dari mereka yang hidup di masa hidupnya ahlul bait nabi As dan hidup  jauh dari tempat kediaman mereka, qalbu mereka senantiasa mengingat Ahlul bait As dan kerinduan untuk bertemu penuh dalam qalbu mereka , sebagaimana Uwais Al-Qarni dalam kerinduan perjumpaan dengan rasulullah Saw  yang memenuhi jiwa dan hatinya sehingga pancaran cahaya rasulullah Saw senatiasa memenuhi alam pikirannya.

Hari ini dimana satu-satunya Imam Makzum yang tersisa adalah Imam Mahdi As ( semoga Allah memperepat kedatangan beliau ) dimana beliau adalah rahasia ilahi di jagat semesta ini dan dia berada dalam tirai keghaiban para pecintanya memiliki kerinduan untuk bertemu dengan beliau. Cita-cita pertemuan ini berangkat dari cinta itu sendiri  karena Allah berfirman dalam sebuah hadis Qudsi bahwa “ Innal habiba yuhibbu liqaa habibihi sesungguhnya pecinta rindu untuk bertemu dengan sang kekasih”. Setiap pecinta merindukan pertemuan dengan sang kekasih.

Meskipun yusuf tidak terjual pada kalafi

Cukuplah kemuliaan ini bahwa kami juga dari pembeli.

 

 


[1] Biharul Anwar, jilid 27, hal 53, Majalis Syeikh Mufid, hal 197.

[2] Biharul Anwar, jilid 77, hal  27.

[3] Biharul Anwar, jilid 6, hal 127, dari Amali Shaduq, hal 118.

 

 

    Mengunjungi : 3010
    Pengunjung hari ini : 3247
    Total Pengunjung : 45443
    Total Pengunjung : 128475475
    Total Pengunjung : 89327687